“Seharusnya Aku Tau”


By : Elsa Ulya Z

“Ollie..Ollie.. sinii..! cepat!”
“apa sie??” jawab Ollie sambil berjalan menuju suatu meja di sudut ruangan yang terhalang oleh rak-rak tinggi.
“Cepat, teman!” dengan sigap Ray menarik lengan cewek berkacamata itu.
Tampaknya kali ini Raymond sangat senang sekali,pikir Ollie.
“Aku harap kali ini ga gagal lagi ya. Soalnya kamu sudah beribu-ribu kali gagal, dan aku yang jadi korbannya. Aku harus dengar tangisanmu itu.”
“oo.. tenang Ollie sayang. Kali ini tidak akan gagal.Ini adalah penemuan terbesar ku, dan akan dicatat dalam sejarah para ilmuwan.hhahha..” katanya dengan girang.
Ray kemudian menunjukkan sesuatu kepada Ollie. Sesuatu yang membuat bumi serasa mau pecah. Dia melompat kesana-kemari sambil bersenandung ria. Tapi apakah benda itu? Oh! Ternyata itu adalah sebuah pulpen. Pulpen?
“heii.. Ray! Kamu jangan bercanda deh! Aku lagi males bercanda nie. Lagian penemuan besar darimana, dari zaman dulu juga udah ada pulpen.” sambil mengamati seluruh permukaan pulpen. Dari ujung sampai ujung. Dan tidak ada yang aneh. Semua sama seperti pulpen-pulpen pada umumnya. Ray begitu sapaan akrab Raymond, yang kemudian tertawa terbahak-bahak melihat wajah Ollie yang begitu aneh karena penasaran. Apalagi dengan kulit Ollie yang coklat dan dengan penampilannya yang memakai kacamata bentuk bundar, rambut diikat 1 ke belakang, dan ada tahi lalat kecil di permukaan hidungnya yang pesek itu. Benar-benar tidak bisa dibayangkan bagaimana ia. Lalu Ray diam sejenak, sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
“Begini.. karena kamu sahabatku sejak dari dalam kandungan, maka kamu adalah customer pertamaku. Ini aku berikan eksklusif untukmu.”kata Ray diakhiri dengan senyum simpulnya.
“Oke..Oke.. tapi aku ga tahu ini untuk apa. Dan aku juga ga yakin berhasil.”jawab Ollie dengan tegas. Namun belum ada jawaban dari si empunya alat.
“Ini apa Ray????” tanya Ollie lagi dengan penuh tanda tanya.

***

“Nama saya Amanda George Blues, dari Junior High School Swiss, sekarang tinggal di St. Pieter miles 19, California.”
“Saya Raymond Scharen Karl, dari Vineza Junior High School, tinggal di St.
Tok..tok..
“ Excuse me Mam.”katanya dengan takut.
“Darimana saja kamu? jam segini baru datang!” bentak seorang wanita separuh baya dari dalam ruangan.
“mm..ma..a.af.. Bu, saya bangun kesiangan.”
“Apa?????? Kesiangan???? Saya paling tidak suka dengan siswa yang datang terlambat. Bla..bla..bla..bla… padahal kamu masih baru di sekolah ini. Kamu baca tidak peraturan di sekolah ini waktu MOS kemarin? Dan bla..bla..bla..” terang Wanita yang adalah guru di sekolah itu.
(Duh panjang banget sie ceramahnya. Pagi-pagi udah dapat kultum,apess! Gara-gara ka’ Fred nie.) ucapnya dalam hati.
“wah! Tumben si kutu buku itu telat. Biasanya dia yang paling rajin.” Renung Ray.
“saya janji tidak akan telat lagi,Bu.” Janji Ollie sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah.
“ hhhuuu….!!!!” teriak semua Siswa. Membuat kelas menjadi gaduh.
“ ssstt.. Tenang. ya sudah kamu boleh masuk. Sekarang perkenalkan diri kamu.”
Dengan langkah pelan namun pasti, Ia memasuki kelas. Dag..dig..dug.. rasanya tegang banget.
“sse..selamat.. pagi semua. Nama saya Viollie Azalhea Smith. Dari Vineza Junior High School, tinggal di

Di kantin.
“Ray, kamu koq mau sie temenan sama Ollie? Dia kan jelek,hitam,hidup lagi. Memang dia asli Afrika ya?” kata Marry.
“bener tuh! Kamu kan ganteng, kalau aku sie ogah. Ntar apa kata cewek-cewek yang deket ma aku?”sambung Kev.
“kalian ga boleh ngomong gitu.Dia itu ga hitam,tapi warna kulitnya itu eksotis, kayak Rihanna. Dia itu manis. Kata Mamanya sie,hhehe..”
“hhehehee….”mereka ikut tertawa.
Di belakang Ray,sudah muncul Ollie. Dengan cepat tangan Ollie meraih lengan Ray. Dia menyeret Ray secara membabi buta. “aahh!!” teriak Ray yang kesakitan.
Dia mengajak cowok tampan nan rupawan itu ke sebuah ruangan kosong di belakang sekolah. Dengan nafas terengah-engah, Ollie menceritakan apa yang baru saja dia lakukan. “Hhh..hhh..h.hh.. hebatt!! Ternyata penemuanmu itu berhasil. Aku sudah mencobakan alatmu itu sama si Pierre. Dan menakjubkan, hasilnya jauh lebih hebat dari apa yang ku bayangkan.”ucapnya dengan semangat.
“Hahh?? Kamu gila ya? (sambil menyentuhkan punggung telapak tangannya ke kening Ollie). Kamu sudah bertindak secepat itu?” tanya Ray heran.
“Aku ga mau buang-buang waktu. Siapa suruh dia jahatin aku duluan. Aku diejek-ejek kalau aku ini bukan anak manusia. Aku jadi ingat penemuanmu itu, dan kucoba,ee.e ternyata berhasil.”terangnya.
“mmhh,, gitu ya?? Selamat deh!.”jawab Ray, dengan wajah bingung dan ragu-ragu.
“tapi, kamu ga bakal pakai alat itu lagi kan??” tanyanya lagi.
“Tergantung. Memang kenapa? Mau kamu ambil lagi alatnya?”tanya Ollie dengan heran.
Triingg..troongg.. “Wah dah bel tuh! Ayo masuk kelas!”kilah Ray. (syukurlah sudah bel. Maafin aku Llie, aku bingung gimana jelasin sama kamu).

Beberapa bulan kemudian.
Sejak Ollie mencoba pulpen ajaib alias pulpen penemuan dari Ray ini, dia kian berubah. Mulai dari sikap,prestasi,bahkan penampilannya. Dulu sikapnya baik,prestasi pun tidak diragukan lagi, selalu mendapat juara umum dan juara olimpiade,walaupun penampilannya tidak dapat dikategorikan modis (alias cupu=culun punya).
Pagi ini dia sedang menunggu jemputan bis sekolahnya. Kali ini rambutnya diurai, bibirnya diolesi lipstik merah menyala, dengan blush on biru tua. Baginya, dia yang sekarang adalah revolusi dari sebuah penampilan. “sekarang ga ada seorang cowok pun yang bisa menghina aku lagi. Aku akan buat mereka takluk sama aku.”
Tibalah, sebuah bis di depannya. Pintu bisnya kemudian terbuka secara otomatis,lalu dengan langkah bak seorang model dunia ia memasuki bisnya.
“Buusseettt!!!! Penampilannya aneh banget. Kayak badut. Dari hari kehari makin gila aja nie orang Afrika”umpat Kevin.
“eeittss.. jangan duduk sebelahku. Aku alergi ada di sebelah kamu”bentak Kev (nama panggilan Kevin) pada Ollie. Dari dulu, Kev sangat tidak menyukai Ollie. Ada saja ledekan, gangguan, bahkan kata-kata tidak pantas yang dikeluarkan Kev pada Ollie.
“Awass kamu Kev!” ancam Ollie.
Akhirnya, setelah beberapa menit dalam perjalanan siswa-siswi Garden Senior High School tiba di sekolah mereka tercinta. Ray yang biasanya turun duluan, kini turun setelah semua siswa dalam bis keluar. Sebab, diam-diam Ray memperhatikan Ollie,yang sedang berusaha mendekati Kev.
“Haii..”sapa Ollie. “Apa kamu dekat-dekat??? Pergi!!!! Aku kan udah bilang,aku alergi dekat-dekat kamu.”bentak Kev. Tiba-tiba Ollie,yang tertinggal beberapa langkah dari Kev,kemudian mengejarnya. Dia membawa pulpen ajaib itu. Lalu, dengan cepat dia menusukkan ujung pulpen yang tajam itu ke leher Kev. “bagus,tepat sasaran”katanya pelan. “5..4..3..2..1..” hitung Ollie.
“Awww.. aduh leherku koq gatal banget sie.. iishh..” keluh Kev sambil menggaruk-garuk lehernya.
“lho koq? Kenapa dia gatal-gatal seharusnya dia langsung berbalik dan bilang ‘I LOVE YOU’ sama aku. Tapi…”belum selesai dengan kebingungannya, tiba-tiba Ray menggaet tangan Ollie dan menyeretnya ke dalam kelas.
Setelah beberapa minggu, sikap Kev pada Ollie semakin menjadi-jadi. Ollie yang berharap dengan menyuntikkan serum Pulpen ajaib itu pada Kev sikapnya akan berubah. Namun, sikap kev menjadi lebih jahat dari sebelumnya. Dia sering mengerjai Ollie. Pernah dia memberikan kado yang isinya kalajengking, menempelkan permen karet di bangku Ollie, menumpahkan mie ke kepala Ollie,dan masih banyak lagi sampai tidak bisa dihitung. Karena sikap Kev itu, Ollie merasa bingung sekali. Dia pernah mencoba menanyakan hal ini pada Ray, namun tak ada jawaban sama sekali. Ray selalu mengalihkan pembicaraan.
Siang itu, Ray sedang berada di dalam kelas. Dia terlihat sibuk menyalin PR punya Marry. Tiba-tiba dia mendengar ada keributan di luar kelas.
“Heii,, kalau jalan itu lihat-lihat dong! Lihat nie lututku jadi berdarah gara-gara kamu.”bentak Kev. Tiba-tiba telapak tangannya melayang ke pipi Ollie. ‘prrakkk’
“Aduh! Aku kan sudah minta maaf Kev.”rintih Ollie. Mendengar keributan itu, Ray pun keluar kelas untuk melihat apa yang terjadi. Ollie yang sejak tadi menahan tangis, ketika melihat Ray tangisnya pun pecah.
“Kamu harus menjelaskan ini semua Ray! Hiks..hiks..” kata Ollie parau. Ia berlari menuju toilet sambil memegangi pipi kanannya yang memerah.
Ketika pulang sekolah, Ray sudah memantapkan diri untuk menjelaskan semuanya pada Ollie. Dia mengajak Ollie ke laboratorimnya di rumah. Olliepun menyanggupi ajakan Ray.
Di laboratorium. “Ayo Ray, jelaskan semuanya ini. Kenapa semuanya jadi gini. Kamu bilang penemuanmu itu canggih. Dan ga akan gagal. Kenapa Ray?” tanyanya. Ia menggoncang-goncangkan tubuh Ray yang berdiri lesu.
“Tenang dulu Llie.. mmm.. sebenarnya, serum di pulpen itu akan bekerja, kalau kamu menyuntikkan sama cowok yang ga suka sama kamu. Tapi, kalau kamu menyuntikkan serum itu sama cowok yang suka sama kamu, serum itu ga akan bekerja. Karena cara kerjanya, serum akan masuk ke dalam pembuluh darah menuju saraf otak. Dan menyentuh otak yang mengendalikan perasaan seseorang. Serum itu aku buat untuk membalikkan perasaan seseorang. Jadi perasaan yang ga suka jadi suka, yang suka jadi ga suka. Sekarang kamu ngerti kan kenapa Kev berbuat seperti itu sama kamu?”jelas Ray.
“Ttt..tta..pii.. Ray! Bukannya dia..” belum selesai Ollie berkata-kata, dia menangis dengan perasaan menyesal.
“Ya, ternyata kenyataannya seperti itu. Aku juga ga tahu kalau selama ini dia memendam perasaan sama kamu.”kata Ray.
“kenapa kamu ga pernah bilang kalau efeknya kayak gitu. Oke, sekarang cepat kasih dia penawarnya Ray!.”pinta Ollie.
“Sayang sekali, aku belum kepikiran tentang penawar serum itu. Kemarin aku mencampurkan bahan-bahan kimia itu dengan komposisi utamanya adalah DNA yang aku ambil dari rambut kamu. Aku juga ga enak untuk bilang sama kamu, soalnya kamu kelihatan senang banget waktu itu.”
“tapi, itu ga bisa dijadikan alasan.”
“Oke..oke.. aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf. Kasih aku waktu 1 minggu untuk bikin penawarnya.”jawab Ray. “terserah . yang penting dia bisa kayak dulu lagi. Memang aku ga berharap bahwa dia akan tetap menyukaiku setelah semua kejadian ini.” Kata Ollie.
Setelah Ray menjelaskan semuanya, Ollie merasa sangat bersalah. Dia menyesal setelah apa yang dia lakukan selama ini. Hanya saja sampai 1 minggu, Ray belum bisa membuat penawarnya. Hari itu, langit begitu hitam. Pertanda langit akan menumpahkan banyak air di jagad raya ini. Ollie, tengah duduk di teras rumahnya. Ia melihat pemandangan di depan rumahnya. Dari kejauhan, sekitar beberapa meter dari penglihatannya. Terlihat seorang pemuda sedang berlari di jalan raya, sepertinya ia akan menyeberang. Samar-samar Ollie melihatnya. Ternyata itu adalah Kevin. Dia menyeberang sangat tergesa-gesa. Tiba-tiba dari arah selatan, sebuah truk besar melintas dengan kecepatan tinggi. Karena jalanan sepi, supir bus tidak merasa kehadiran Kevin di jalan itu, dan… ‘brruukkkkkk………’ truk itu menabrak cowok ganteng itu, dan tubuhnya terseret beberapa puluh meter dari tempat kejadian.
***
“gimana keadaaan kamu?” Tanya Ollie.
“aa..aku.. dimana?”
“sekarang kamu ada di rumah sakit. Sudah jangan, bergerak dulu. Kamu koma selama 3 hari karena ada pendarahan di kepala kamu.”kata Ollie penuh perhatian.
“oo.. pantas kepalaku terasa sakit sekali. Oya, Kamu Ollie kan? Kayaknya kamu ada di mimpi aku deh. Tapi, aku minta maaf ya, di dalam mimpiku itu, aku ngerasa benci banget sama kamu. Tapi, kalau sekarang, aku malah ngerasa kalau aku..” belum selesai Kev berbicara,
“sudahlah, lupakan saja. Aku yang seharusnya minta maaf.”
Tiba-tiba datang Ray terburu-buru, sampai jatuh di depan pintu dan belum sempat melihat keadaan di dalam kamar.
“Ollie, aku tahu sekarang penawarnya apa? Serum itu akan hilang atau hancur, kalau si korban mengalami luka di kepalanya. Dan bereaksi setelah 3 hari sejak kepalanya luka.” Teriak Ray.
Kev, dan Ollie kaget mendengar ada seseorang jatuh di depan pintu. Dan setelah mendengar apa yang dikatakan Ray, Kev hanya memandanginya dengan perasaan heran dan bingung, sedangkan Ollie memandang Ray kaget dan menyesal.

The End

Tinggalkan komentar